Rabu, 08 Juni 2016

PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI PADA URINE

LAPORAN SISITEM EKRESI URINARI


A.    TUJUAN
Setelah melakukan percoban ini mahsiswa dapat:
1.    Menjelaskan pentingnya peranan system ekresei urinary dalam menjaga homeostasis tubuh.
2.    Mengenal beberapaa karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan analisa secara sederhana adanya kelainan-kelainan dalam tubuh berdasarkan pemeriksaan sampel urin.
 B.     PRINSIP
Sistem ekresi urinari  bereperan dalam mengatur  kesetimbangan komposisi  kimiawi cairan tubuh dengan cara:
1.    Membuang sampah metabolisme.
2.    Mempertahankan kadar air, garam mineral, dan zat gizi dalam tubuh.

C.    TEORI
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut:
1.      Defekasi adalah  proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses.     Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
2.      Ekskresi adalah pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
3.      Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran   pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
4.      Eliminasi adalah proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Urinari adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehinggadarah bebas dari zatzat yang tidak dipergunakan oleht ubuh dan menyerap zatzat yangmasih dipergunakan oleh tubuh. Urine terbentuk melalui proses penyaringan yang terjadi di badan malpighi. Di dalam badan malpighi, kapsul bowman mengelilingi glomerus. Penyaringan dilakukan pada darah dalam glomerulus yang mengandung garam, gula, urea, air dan sebagainya.
Didalam tubulus kontortus proksimal, zat-zat urine primer (filtrat glomerulus) yang berguna diserap kembali. Sehingga dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder). Pada tubulus kontortus distal terjadi penyerapan kembali terhadap Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+.Maka urin yang sesungguhya telah terbentuk disalurkan ke pelvis renalis melalui tubulus kolektivus.
Volume urine dikeluarkan bergantung pada:
1.    Jumlah air yang kita minum
2.    Hormon antidieuretika (ADH) yaitu hormon yang dihasilkan oleh hifoses posterior.
3.    Banyaknya garam yang dikeluarkan
4.    Stimulus saraf renalis yang menyebabkan penyempitan duktus aferen.
Sistem urinari terdiri dari:
1.    Ginjal, yang mengeluarkan sekret urin
2.    Ureter, yang mengeluarkan sekret urin dari ginjal ke kandung kencing.
3.    Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung,dan
4.    Uretra,yang mengeluarkan urin dari kandung kencing.
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum, dan karena itu diluar rongga peritoneum.
Fungsi ginjal ialah pengaturan keseimbangan air, pengaturan kosentrasi garam, darah, dan keseimbanganasam-basa darah, dan eksresi bahan buangan dan kelebihan garam. Sekresi urine dan mekanisme fungsi ginjal. Glomerulus adalah saringan. Setiap menit kira-kira semua glomeruli da sekitar 100 ccm (10 %) dari itu disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glokusa, dan benda halus lainnya, disaring.Protein plasma terlalu besar untuk dapat menembusi pori saringan dan tetap tinggal dalam aliran darah.
Cairan yang disaring yaitu filtrat glomerulus kemudian mengalir melalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan ditinggalkan yang tidak diperlukan. Enggan mengubah-ubah jumlah yang diserap atau ditinggalkan dalm tubula, maka sel dapat mengatur susunan urin di satu sisi dan susuna darah disisi sebaliknya. Dalam keadaan normal semua glukosa diabsorpsi kembali. Air sebagian besar diarbsorbsi kembali.   Kebanyakan produk buangan dikeluarkan maka sekresi terdiri atas tiga faktor :
1.    Filtrasi glomerulus
2.    Reabsorbsi tubula
3.    Sekresi tubula
 Kalau kita bandingkan jumlah yang disaring oleh glomerulus setiap hari dengan jumlah yang biasanya dikeluarkan kedalam urine maka kita dapat melihat besarnya selektif sel tubula:
Disaring Dikeluarkan
1.    Air 150 liter 1 1/2 liter
2.    Garam 700 ram 15 gram
3.    Glukosa 170 gram 0 gram
4.    Urea 50 gram 30 gram
Ciri urine yang normal:
1.    Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang di masukkan.
2.    Warnanya bening orange pucat tanpa endapan
3.    Baunya tajam
4.    Reaksinya sedikit asam terdapat lakmus dengan pH rata-rata 6.
5.    Berat jenis berkisar dari 1010-1025.
Komposisi urine normal.Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium khlorida. Pada seorang yang menggunakan diit yang rata-rata berisi 80-100 gr protein dalm 24 jam, jumlah persen air dan padat dalam urine seperi berikut :
1.    Air 96%
2.    Benda padat 4% (terdiri atas urea 2% dan produk metabolik lain 2%).
Pembentukan urin pada vertebrata memiliki 3 tahapan yaitu :
1.    Ultrafiltrasi yaitu proses perpindahan plasma darah (kecuali sel-sel darah dan protein molekul besar) dari glomerolus menuju ke ruang kapsula bawman dengan menembus membran filtrasi.
2.    Reabsorsi tubular yaitu perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju darah dalam kapiler peritubular.
3.    Sekresi tubular yaitu kebalikan dari Reabsorsi tubular, memungkinkan ginjal meningkatkan kosentrasi zat-zat yang dieksresikan, misalnya H+ dan K+ , dan obat-obatan dan berbagai zat organik asing.
Sistem kemih terdiri atas sepasang ginjal dan ureter dan satu kandung kemih dan uretra. Sistem ini berperan memelihara homeostatis dengan menghasilkan urin, yang membawa serta berbagai produk sisa metabolik. Urin yang dibuat dalam ginjal melalui ureter ke kandung kemih, tempat urin untuk sementara di tampung dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Ginjal juga mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuatan hormon renin dan eritropoietin. Renin ikut berperan dalam mengatur tekanan darah, dan eritroprotein merangsang produksi dari sel darh merah.
Kelainan dan penyakit pada system ekresi urinary:
1.Albuminuria
            Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini rnenyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan protein. penyakit ginjal. dan penyakit hati.
2. Hematuria
            Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung darah. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh peradangan gnjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
3.    Nefrolitiasis
Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya batu pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam urine tinggi. yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
4.    Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan ginjal. khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani dokter.
5. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat yang seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah. Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di dalam darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi (cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.
6. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena kekurangan hormon antidiuretika (ADFI). Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.
7. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet, olahlaga. dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.
8.  Gangren
Gangren adalah kematian jaringan lunak yang disebabkan oleh gangguan pengaliran darah ke jaringan tersebut. Gangren sering terjadi di tangan dan kaki karena gangguan aliran darah. Ganggren banyak terjadi pada penderita diabetes melitus dan aterosklerosis yang sudah lanjut. Jaringan yang terkena mula-mula menjadi kebiruan dan terasa dingin jika disentuh. kemudian menghitam dan berbau busuk. Untuk mengatasi infeksi diperlukan antibiotik. Pada keadaan yang tidak tertolong bagian tubuh yang terkena gangren harus diamputasi.9.  Kencing Batu
Kencing batu disebabkan pembentukan endapan zat kapur (kalium) dalam ginjal. Endapan ini dapat terjadi pada rongga ginjal atau dalam kantong kemih. Jika endapan terbentuk di dalam rongga ginjal disebut batu ginjal. Jika terbentuk di dalam kantong kemih disebut kencing batu. Baik batu ginjal maupunpun kencing batu dapat dihilangkan dengan pembedahan {operasi), pengobatan, atau penembakan dengan sinar laser.
10. Polyuria
Yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal.
11. Oligouria
Yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total.
 D. PROSEDUR:
a.    Anatomi :
Carilah dari literature gambar anatomi system urinary laki-laki dan perempuan. Gambarkan secara sederhana dalam laporan saudara.
b.   Fisologi :
Tiap kelompok harus ada sukarelawan putra dan putri yang menyumbangkan urinnya, masin-masing sekitar 100 ml. tamping sempel urin pada gelas kimia.
c.    Uji karakteristk urin :
1.    Ambil sedikit urin
2.    Amati: warna dan bau urin.
3.    Ukur pH urin dengan menggunakan indicator Universalatau pH meter.
4.    Tentukan bobot jenis urin dengan menggunakan piknometer, dengancara sebagai berikut:
5.    Timbang piknometer kosong (dalam keadaan bersih dan kosong). Diperoleh nilai W1.
6.    Isilah piknometer tersebut dengan akuadest bebas gas.bagian luar piknometer dilap sampai kering, kemudian ditimbang, diperoleh nilai W2.
7.    Buang air dari piknometer tersebut. Piknometer dibilas dengan alcohol dan dikeringkan (sebaiknya dalam oven). Setelah kering, sisilah piknometer dengan sampel urin, kemudian ditimbang, diperoleh nilai W3.
 E.  DATA HASIL PENGAMATAN
1.    Bobot Jenis Sampel Urin:
Bj = (W3 - W1)/(W2 - W1)

Berat
W1
 10,76
W2
 20,35
W3
 20,51
Bj
 1,016

Catatan:
Ø  pH urin normal            :6,0 (Gradwohl), 5-7,8 (Tortora).
Ø  Warna urin normal      : Kuning (Tortora).
Ø  Bau urin normal          : Aromatik (Tortora).
Ø  Bj urin normal             : 1,001-1,060 (Gradwohl), 1,008-1,030 (Tortora).
 2.    Hasil pemeriksaan urin:
Jenis pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Literature
Warna
 Kuning pekat
 Bening orange pucat tanpa endapan,tetapi adakalanya jonjot lendir timpis tampakterapung didalamnya
Kejernihan
 Keruh
 Kuning pucat
pH
 5
 Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6
Bau
 Aromatik
 Tajam
Bobot jenis
 1,016
 Berat jenis berkisar dari 1,010 samapai 1,025
Mikroskopik


Urea


Ion klorida


Aseton/badan keton


Gula preduksi
 Positif
 Negatif (urin normal tidak mengandung gula preduksi,karena bila urin mengandung gula preduksi berarti positifpenyakit DM)
Albumin


 F. PEMBAHASAN
Pada praktikum system ekresi urinary yang bertujuan mengtetahui peranan system ekresi urinary dalam menjaga homeostasis tubuh, serta mengenal karakteristik urin normal sehingga dapat melakukan analisa secara sederhana adanya kelinan-kelainan dalam tubuh  berdasarkan pemeriksaan sampel urin.
Pada praktikum ekresi urinary diuji air kencing laki-laki dan air kencing perempuan. Ketika akan mengeluarkan air kencing sukarelawan minum air sebanyaknya untuk merangsang keluarnya air kencing, air kencing yang keluar jumlahnya sedikit dari air yang masuk kedalam tubuh , hal ini dikarenakan terjadi proses absorbsi pada saluran ekskresi, karena air sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk aktifitas tubuh karena jika tubuh kekurangan air akan terjadi dehidrasi sehingga kerjab tubuh tidak akan normal. Air yang masuk digunakan sebagai pertahanan osmotik tubuh dan ion-ion terlarutnya dimanfaatkan oleh tubuh, hal inilah yang menyebabkan air yang masuk akan lebih banyak dari pada yang dikeluarkan. Hal ini didukung oleh Evelyn (2006) yang menyatakan bahwa urine yang normal. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang di masukkan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protein dimakan, sehingga tersedia cukup yang diperlukan untuk melarutkan ureanya. Menurut Antony (2000), bau dari urin tersebut aromatik karena pada urin tersebut mengandung senyawa urea, kreatinin, amoniak dan asam urea, jika urin itu didiamkan, lama-lama baunya kana menyengat karena terjadi pembentukan senyawa amoniak, pH urin yang didapat yaitu pH normal dengan nilai pH 7, tetapi urin yang kami dapatkan warnanya kuning pekat berbeda dengan warna urin normal yaitu bewarna kuning pucat, karena urin yang kami dapatkan disebabkan relawan kurang banyak minum air, sehingga senyawa dalam urin terlarut didalam cairan yang sedikit atau karena factor obat-obatan atau makanan yang dikonsumsi,
Selain mengamati warna, bau, dan pH urin, urin juga diuji Berat jenisnya (Bj) normal dengan memakai piknometer. Timbang Piknometer kosong ( dalam keadaan kering dan bersish) dari penimbangan piknometer kosong akan diperoleh nilai W1, kemudian piknometer diisi akuadest bebas gas, bagian luar piknometer dilap sampai kering, kemudian ditimbang, maka akan diperoleh nilai W2, kemudian untuk memperoleh nilai W3akuadest bebas gas dalam piknometer dibuang, lalu piknometer dibilas dengan alcohol dan dikeringkan (sebaiknya didalam oven), setelah kering piknometer diisi dengan sampel urin.
 Setelah  diperoleh nilai W1,W2 dan W3, maka Bj dari sampel urin dapat diketahui jika Berat jenis (Bj) sampel urin adalah  1,001-1,060 (Gradhowl) atau 1,008-1,030 (Tortora) urin dalam keadaan normal, dan jika nilai Berat jenis (Bj) sampel urin lebih atau kurang dari ketentuan urin dalam keadaan tidak normal.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pengamatan praktikum system ekresi urinary, dapat disimpulkan:
  • 1.      Cairan yang keluar jumlahnya sedikit dari air yang masuk kedalam tubuh ,hal ini dikarenakan terjadi proses absorbsi pada saluran ekskresi, karena air sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk aktifitas tubuh karena jika tubuh kekurangan air akan terjadi dehidrasi sehingga kerja tubuh tidak akan normal.
  • 2.      Urin menghasilkan bau aromatik karena pada urin tersebut mengandung senyawa urea, kreatinin, amoniak dan asam urea.
  • 3.      Warna urin berpengaruh terhadap karakteristik normal urin, jika air yang masuk kedalam tubuh sedikit, maka warna urin akan menjadi kuning pekat tau kecoklatan karena senyawa yang terkandung dalam urin larut dalam sedikit cairan, dan warna urin juga mengidentifikasi adanya kelainan atau penyakit  saluran kemih yang di derita oleh sukarelawanan. 

1 komentar:

  1. How to make money on baccarat - WorkShort
    › › Baccarat › › Baccarat A game of the whist-playing card. (baccarat game). Play this classic worrione card game in your browser. To play with this card, click on หารายได้เสริม the black or red 카지노사이트

    BalasHapus